Archive for May 1, 2020

Maskapai Penerbangan terkena dampak pandemi COVID-19

Adanya pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan sebagian besar masyarakat enggan untuk berpergian untuk wisata sehingga mengakibatkan terjadi penurunan jumlah penumpang yang sangat tajam sehingga pendapatan maskapai menurun dan terjadi anjloknya di bisnis industri penerbangan.

Fenomena ini sudah terpantau sejak tiga bulan di mana mulai COVID-19 merebak dari Desember 2019, penerbangan menjadi salah satu industri pertama yang terdampak COVID-19 ini. Pukulan keras ini termasuk dalam kategori berat karena pembatalan penerbangan menjadi kebijakan umum yang diambil oleh pemerintah di negara-negara yang terkena wabah COVID-19, di tambah lagi kebijakan pemerintah di beberapa negara yang menerapkan Lockdown untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini sehingga otomatis penerbangan penumpang dibatalkan, namun memang ada penerbangan kargo yang tetap beroperasi.

Informasi yang dihimpun oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau The International Air Transport Association (IATA) menyatakan kemungkinan bisnis penerbangan akan mengalami kerugian hingga $113 miliar akibat pandemi COVID-19, suatu nilai yang sangat besar yang dialami oelh bisnis penerbangan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Sedangkan Center of Aviation (CAPA) memperkirakan sebagian besar maskapai penerbangan di dunia akan mengalami kebangkrutan pada akhir Mei 2020. Perkiraan tersebut karena didasarkan atas cadangan kas perusahaan maskapai penerbangan yang turun dengan cepat akibat dari tidak beroperasinya jadwal penerbangan karena dampak COVID-19 ini sehingga banyak unit pesawat yang parkir di hangar karena tidak beroperasi. Sementara di sisi yang lain, biaya-biaya operasional seperti sewa pesawat, sewa hangar, sewa apron, dan biaya-biaya operasional seperti gaji pegawai serta operasional kantor tetap harus dibayar. Selain itu utang-utang pinjaman terutama utang pembelian dan sewa pesawat oleh perusahaan juga harus tetap dibayarkan.

Indonesia National Air Carriers Association (INACA) juga mengungkapkan bahwa seluruh penerbangan di Indonesia sudah mengurangi jumlah rute dan frekuensi penerbangan sampai hingga 50 persen sejak awal Maret 2020, baik itu penerbangan domestik maupun penerbangan internasional khususnya ke wilayah wilayah yang terkena Pandemi COVID-19. Oleh karena itu, karena ketidakpastian waktu wabah COVID-19 ini berakhir akan membuat industri penerbangan semakin terpuruk bahkan sebagiannya akan tidak beroperasi sehingga akan mengalami kebangkrutan.

INACA pun mengusulkan pemerintah Indonesai untuk memberikan kemudahan dan insentif kepada para pengusaha di sektor penerbangan yang bisnisnya sedang terpuruk seperti ini. Hal-hal yang diusulkan misalnya penundaan pembayaran PPh, penangguhan bea masuk impor suku cadang, penangguhan biaya operasional bandara yang dikelola BUMN, selain itu juga meminta kepada pemerintah untuk melakukan tambahan waktu perpanjangan berlakunya pelatihan simulator maupun pemeriksaan kesehatan bagi seluruh awak pesawat.

Untuk maskapai yang beroperasi di Indonesia Garuda Indonesia Airways dan Lion Air Group infonya juga melakukan pengurangan rute penerbangan akibat sepinya penumpang di tengah wabah COVID-19 ini. Saat ini industri penerbangan terkena efek domino dari situasi pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan masyarakat enggan berpergian dan mengakibatkan anjloknya bisnis industri penerbangan.

Walaupun saat ini bisnis Airlines diuntungkan karena turunnya harga minyak dunia namun beban hutang sewa dan pembelian pesawat yang harus tetap dibayarkan menjadi komponen utama beratnya kondisi keuangan bisnis maskapai untuk bertahan. Selain itu biaya operasiona juga harus tetap dibayarkan ditambah lagi dengan melemahnya nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS sehingga beban keuangan bertambah berat. Namun seperti hal nya maskapai lain, Garuda Sendiri infonya melakukan strategi efisiensi agar dapat bertahan di tengah dampak pandemi virus COVID-19 ini.

garudaSemoga saja pandemi COVID-19 ini cepat berlalu dan mendorong orang-orang untuk bepergian dengan aman sehingga akan terjadi lonjakan penumpang pada maskapai penerbangan. Peningkatan pendapatan tersebut akan membuat industri penerbangan terhindar dari keterpurukan dan kemudian bisa menata kembali kondisi keuangannya sehingga Bisnis Penerbangan bisa maju dan terbang tinggi.

May 1, 2020 at 5:09 pm Leave a comment


Categories

May 2020
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Flickr Photos