Maskapai Penerbangan terkena dampak pandemi COVID-19

Adanya pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan sebagian besar masyarakat enggan untuk berpergian untuk wisata sehingga mengakibatkan terjadi penurunan jumlah penumpang yang sangat tajam sehingga pendapatan maskapai menurun dan terjadi anjloknya di bisnis industri penerbangan.

Fenomena ini sudah terpantau sejak tiga bulan di mana mulai COVID-19 merebak dari Desember 2019, penerbangan menjadi salah satu industri pertama yang terdampak COVID-19 ini. Pukulan keras ini termasuk dalam kategori berat karena pembatalan penerbangan menjadi kebijakan umum yang diambil oleh pemerintah di negara-negara yang terkena wabah COVID-19, di tambah lagi kebijakan pemerintah di beberapa negara yang menerapkan Lockdown untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini sehingga otomatis penerbangan penumpang dibatalkan, namun memang ada penerbangan kargo yang tetap beroperasi.

Informasi yang dihimpun oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau The International Air Transport Association (IATA) menyatakan kemungkinan bisnis penerbangan akan mengalami kerugian hingga $113 miliar akibat pandemi COVID-19, suatu nilai yang sangat besar yang dialami oelh bisnis penerbangan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Sedangkan Center of Aviation (CAPA) memperkirakan sebagian besar maskapai penerbangan di dunia akan mengalami kebangkrutan pada akhir Mei 2020. Perkiraan tersebut karena didasarkan atas cadangan kas perusahaan maskapai penerbangan yang turun dengan cepat akibat dari tidak beroperasinya jadwal penerbangan karena dampak COVID-19 ini sehingga banyak unit pesawat yang parkir di hangar karena tidak beroperasi. Sementara di sisi yang lain, biaya-biaya operasional seperti sewa pesawat, sewa hangar, sewa apron, dan biaya-biaya operasional seperti gaji pegawai serta operasional kantor tetap harus dibayar. Selain itu utang-utang pinjaman terutama utang pembelian dan sewa pesawat oleh perusahaan juga harus tetap dibayarkan.

Indonesia National Air Carriers Association (INACA) juga mengungkapkan bahwa seluruh penerbangan di Indonesia sudah mengurangi jumlah rute dan frekuensi penerbangan sampai hingga 50 persen sejak awal Maret 2020, baik itu penerbangan domestik maupun penerbangan internasional khususnya ke wilayah wilayah yang terkena Pandemi COVID-19. Oleh karena itu, karena ketidakpastian waktu wabah COVID-19 ini berakhir akan membuat industri penerbangan semakin terpuruk bahkan sebagiannya akan tidak beroperasi sehingga akan mengalami kebangkrutan.

INACA pun mengusulkan pemerintah Indonesai untuk memberikan kemudahan dan insentif kepada para pengusaha di sektor penerbangan yang bisnisnya sedang terpuruk seperti ini. Hal-hal yang diusulkan misalnya penundaan pembayaran PPh, penangguhan bea masuk impor suku cadang, penangguhan biaya operasional bandara yang dikelola BUMN, selain itu juga meminta kepada pemerintah untuk melakukan tambahan waktu perpanjangan berlakunya pelatihan simulator maupun pemeriksaan kesehatan bagi seluruh awak pesawat.

Untuk maskapai yang beroperasi di Indonesia Garuda Indonesia Airways dan Lion Air Group infonya juga melakukan pengurangan rute penerbangan akibat sepinya penumpang di tengah wabah COVID-19 ini. Saat ini industri penerbangan terkena efek domino dari situasi pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan masyarakat enggan berpergian dan mengakibatkan anjloknya bisnis industri penerbangan.

Walaupun saat ini bisnis Airlines diuntungkan karena turunnya harga minyak dunia namun beban hutang sewa dan pembelian pesawat yang harus tetap dibayarkan menjadi komponen utama beratnya kondisi keuangan bisnis maskapai untuk bertahan. Selain itu biaya operasiona juga harus tetap dibayarkan ditambah lagi dengan melemahnya nilai tukar kurs rupiah terhadap dolar AS sehingga beban keuangan bertambah berat. Namun seperti hal nya maskapai lain, Garuda Sendiri infonya melakukan strategi efisiensi agar dapat bertahan di tengah dampak pandemi virus COVID-19 ini.

garudaSemoga saja pandemi COVID-19 ini cepat berlalu dan mendorong orang-orang untuk bepergian dengan aman sehingga akan terjadi lonjakan penumpang pada maskapai penerbangan. Peningkatan pendapatan tersebut akan membuat industri penerbangan terhindar dari keterpurukan dan kemudian bisa menata kembali kondisi keuangannya sehingga Bisnis Penerbangan bisa maju dan terbang tinggi.

May 1, 2020 at 5:09 pm Leave a comment

Marketing mix pada bisnis penerbangan

Bisnis jasa pada dasarnya merupakan suatu bisnis yang tidak berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Salah satu bisnis jasa adalah bisnis penerbangan. Komponen utama bisnis penerbangan adalah maskapai penerbangan atau airlines. Maskapai penerbangan adalah sebuah organisasi yang menyediakan jasa penerbangan bagi penumpang atau barang. Perusahaan maskapai tersebut menyewa atau memiliki pesawat terbang untuk menyediakan jasa transportasi. Airlines juga dapat membentuk kerja sama atau aliansi dengan maskapai lainnya unutk memperkuat cakupan jalur penerbangannya melalui konsep hub dan spoke. (more…)

March 31, 2009 at 5:17 am 15 comments

Komponen Harga Tiket Pesawat

Sejalan dengan perkembangan dunia penerbangan sekarang ini, di mana banyak bermunculan maskapai dengan konsep Low Cost carrier (LCC), yaitu model maskapai yang unik dengan strategi penurunan operating cost serendah mungkin. Dengan melakukan efisiensi cost di semua lini, maskapai melakukan hal-hal diluar kebisaaan maskapai pada umumnya. Dengan melakukan penghematan biaya maka dilakukan eleminasi terhadap layanan maskapai tradisional pada umumnya yaitu dengan pengurangan catering, minimize reservasi dgn bantuan teknologi IT sehingga layanan nampak sederhana dan bisa cepat. Tujuan dari eleminasi tersebut adalah untuk menurunkan harga tiket pesawat, namun tetap mempertahankan profit yang ingin dicapai. (more…)

December 19, 2008 at 10:34 am 258 comments

Sistem Informasi Manajemen Transportasi Udara

Penggunaan kemajuan teknologi sebagai tools perusahaan dalam bidang Sistem Informasi Manajemen di era digitalisasi saat ini merupakan tuntutan setiap perusahaan penerbangan untuk meningkatkan pelayanan baik preflight, inflight, maupun post flight services terhadap para penumpang dengan cara percepatan informasi sehingga dapat memudahkan dalam pelayanan terhadap calon penumpang dan dapat meminimize waktu respon terhadap layanan pelanggan. Teknologi Informasi juga mampu melakukan efisiensi di berbagai bidang antara lain penghematan penggunaan kertas (paperless), tiket (ticketless), namun dapat menjangkau channel distribusi yang lebih luas, misalnya penggunaan teknologi e-commerce dan SMS booking atau WAP booking yang termasuk teknologi Mobile. Pemanfaatan teknologi juga mampu minimize jumlah SDM karena banyak pekerjaan rutinitas dapat digantikan oleh system aplikasi di komputer. Oleh karena itu menjadi tantangan perubahan bagi manajemen perusahaan penerbangan yang selalu dituntut untuk memenuhi segala macam penghematan biaya perusahaan melalui inovasi teknologi informasi, dan perubahan ini sejalan akibat didorong oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dibidang airlines dewasa ini. (more…)

November 20, 2008 at 1:21 am 17 comments

Adam Air Stop Operasi

Akibat persaingan di bisnis penerbangan di Indonesia yang sangat ketat, akhirnya berdasar seleksi alam, satu persatu maskapai berjatuhan. Setelah Bouraq stop operasi karena mengalami kebangkrutan, disusul Indonesia Airlines juga mengalami kebangkrutan, dan sekarang Adam Air pun tumbang karena ijinnya dicabut oleh pemerintah. Sebelum ijin dicabut, manajemen Adam Air dililit hutang akibat mundurnya konsorsium PT Global Transport Service yang terafiliasi Group PT Bhakti Investama yang memiliki 50% saham Adam Air. Konflik tersebut menyebabkan Adam Air berencana stop operasi sementara pada tanggal 21 Maret 2008. (more…)

April 10, 2008 at 8:05 am 9 comments

Kecelakaan Pesawat

Berikut adalah Daftar kecelakaan pesawat penumpang yang terjadi di Indonesia. 

  1. 8 Januari 2001, Kecelakaan Pesawat Cassa Nurtanio (CN) 212 TNI AL di Desa Selimo, Kurima, Kab. Jayawijaya, Irian Jaya. Korbannya Pangdam VIII Trikora Mayjen TNI Tonny Rompis dan beberapa awak pesawat lainnya tewas
  2. 26 Maret 2001, Kecelakaan Pesawat Merpati F 27 PK-MFL Merpati Airlines di Desa Maranti, sebelah utara Runway bandara Juanda, Surabaya Tiga awak tewas
  3. 20 Desember 2001, Kecelakaan Pesawat Hercules TNI AU A 1329 TNI AU di Lhokseumawe, Aceh Seluruh penumpang selamat meski luka-luka (more…)

April 10, 2008 at 6:53 am 9 comments

Fenomena Low Cost Carrier

Istilah Penerbangan “low cost” atau sering disebut LCC (low cost carrier). LCC sering juga disebut sebagai Budget Airlines atau no frills flight atau juga Discounter Carrier. LCC merupakan model penerbangan yang unik dengan strategi penurunan operating cost. Dengan melakukan efisiensi cost di semua lini, maskapai melakukan hal-hal diluar kebiasaan maskapai pada umumnya, Kalau airlines pada umumnya melakukan penambahan layanan yang memiliki value added dengan penambahan catering, penyediaan newspaper atau magazine, in flight entertainment, in flight shop, lounge, free taxy after landing, (more…)

March 13, 2008 at 6:33 am 10 comments

Langkah perbaikan Regulator Penerbangan di Indonesia

Setelah bertubi-tubi Airlines di Indonesia mengalami insiden dan accident sehingga Dephub sebagai regulator menjadi sorotan oleh masyarakat, tambah lagi Uni Eropa memberikan surat larangan bagi seluruh Airlines di Indonesia untuk terbang ke Eropa menyebabkan masyarakat menilai bahwa Dephub  hanya berdiam diri dan tidak melakukan perbaikan-perbaikan sehingga sering terjadi insiden pesawat. (more…)

February 6, 2008 at 3:22 am 4 comments

Global Distribution System di Bisnis Penerbangan

Sistem Teknologi informasi yang handal sangat diperlukan dalam bisnis Penerbangan. Manajemen system penanganan penumpang sangat memerlukan bantuan teknologi IT yang akurat untuk meminimalkan delivery pelayanan yang tidak memuaskan. Sistem Teknologi IT yang utama dalam bisnis penerbangan adalah Sistem Reservasi atau sering diistilahkan dengan CRS ( Computer reservasi system ) (more…)

November 30, 2007 at 6:32 am 3 comments

Penanganan Komplain dalam Bisnis Airlines.

Seringkali terjadi keberangkatan pesawat yang tertunda, atau bahkan pesawat mengalami cancel, atau bagasi hilang, atau menu catering yang tidak memuaskan sehingga menyebabkan penumpang melakukan komplain ke perusahaan Airlines. 

Akibat adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan, komplain pelanggan adalah hal yang wajar, bagi perusahaan, sehingga suatu perusahaan seharusnya menyambut baik komplain. (more…)

October 30, 2007 at 3:14 am Leave a comment

Older Posts


Categories

April 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Flickr Photos